Senin, Juli 13, 2009

Saat Polri Sesumbar KEAMANAN, Dar Der Dor Pesta Tembakan Mengancam Amerika & Merenggut Nyawa Warga Australia Di FREEPORT

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/6/62/Lokasi-freeport.jpg/200px-Lokasi-freeport.jpghttp://htomc.dns2go.com/anim/anim/gun-guy.gif

Oleh : Mega Simarmata, Pemimpin Redaksi

DIMUAT JUGA DI WWW.KATAKAMIINDONESIA.WORDPRESS.COM

Jakarta 12/7/2009 (KATAKAMI) Selalu saja, ada yang sangat mengejutkan dan memilukan hati bila sudah tersebar berita yang menyangkut PAPUA. Isu PAPUA memang sangat sensitif. Terkadang, memang ada gerakan dari oknum tertentu pada elemen masyarakat lokal yang patut dapat diduga sengaja menginternasionalisasikan "jualan kecap" soal pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).


http://www.gifs.net/Animation11/Jobs_and_People/Criminals/Bandit.gif

Biasanya, jualan kecap soal pelanggaran HAM ini sangat laris manis untuk dijual keluar negeri bila sasaran tembaknya adalah TNI. Tak heran, kalau sejumlah politisi di negara asing tertentu, hobi benar menggasak Indonesia kalau sudah termakan dengan provokasi dari gerakan internasionalisasi isu pelanggaran HAM Papua tadi. Tidak mau tahu, apakah provokasi itu benar atau pura-pura dibuat menjadi BENAR.

Dan kini, hanya 3 hari setelah terselenggaranya Pemilu PILPRES 2009, seorang warga negara Australia ditembak mati di Mimika Papua. Drew Nicholas Grant tewas setelah diserang "sekelompk bersenjata" di Timika, Papua, Sabtu (11/7/2009). Jenazahnya diterbangkan ke Jakarta dengan menggunakan helikopter dan telah diotopsi di RSCM Jakarta.

Penembakan Drew Nicolas terjadi di Mile-53 itu saat mobil naas jenis LWB bernomor lambung 01-2587 yang dikemudikan Jon Biggs dengan tiga orang antara lain, korban, Maju Panjaitan, dan Lidan Madandan dalam perjalanan ke Timika dari Tembagapura.

Namun, sekitar pukul 05.30 WIT, saat melintas di Mile-53, mobil tersebut ditembaki hingga menewaskan korban yang sehari-hari bertugas di Departemen Expert Munical Construction PT Freeport. Drew Nicolas Grant (38) tertembak pada bagian dada dan leher.

Lalu penembakan juga terjadi lagi hari Minggu (12/7/2009) di area operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua ini yaitu sekitar pukul 10.00 WIT.

ANTARA melaporkan bahwa petugas keamanan PT Freeport Indonesia yang membawa logistik bagi aparat keamanan ditembak mati di Mile-51 area perusahaan AS itu. Petugas keamanan yang mati tertembak itu adalah MARKUS RANTE ALO (ditembak di bagian punggung), sedang dua korban luka lainnya adalah EDY JAWARO dan PIETER BUNGA yang kini dirawat di Klinik Kuala Kencana.

http://etowaharmory.com/images/MAN_TWIRLING_GUN_ANIMATED.gif http://www.gifs.net/Animation11/Jobs_and_People/Soldiers/General_head.gifhttp://etowaharmory.com/images/MAN_TWIRLING_GUN_ANIMATED.gif

Pertanyaannya sekarang, SIAPA BERMAIN APA dibalik rentetan brutalisme pada personil asing dan warga lokal di areal perusahaan milik AMERIKA SERIKAT itu ?

Pertanyaan selanjutnya, ADA APA DIBALIK brutalisme pada objek vital milik AMERIKA SERIKAT secara bertubi-tubi pasca pelaksanaan PILPRES 2009 ?

Dan jika masih boleh bertanya, memasuki hari ke-empat pasca pelaksanaan PILPRES 2009, sudahkah Presiden AS Barack Hussein Obama masuk dalam barisan para pemimpin dunia yang "terburu-buru, tergesa-gesa dan terlalu dini" memberikan UCAPAN SELAMAT kepada pihak yang percaya diri akan keluar sebagai pemenang pesta demokrasi PILPRES 2009 ?

Jangan-jangan, karena OBAMA masih "wait and see" terhadap perkembangan politik di Indonesia, sementara suara dan dukungan OBAMA sudah sangat ditunggu-tunggu maka DAR DER DOR ... meletuslah senjata api yang LIAR itu di bumi PAPUA.

Menarik untuk disimak perkembangan situasi yang mulai nyerempet-nyerempet ini.

Dan MABES POLRI, jangan coba-coba untuk menutup mata dari memburuk dan memanasnya situasi di PAPUA. Patut dapat diduga, sudah sejak berbulan-bulan yang lalu MABES POLRI mengirimkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri ke Papua.

Apa gunanya dan untuk kepentingan SIAPA sebenarnya Mabes POLRI mengirim personil Densus 88 yang memang dilatih untuk memiliki kemampuan tinggi dalam "menggempur" jaringan terorisme di Indonesia, sekarang malah dialih-tugaskan ke Papua ?

http://www.elshinta.com/v2003a/images/foto/densus%201.jpghttp://www.gifs.net/Animation11/Everything_Else/Guns_and_Cannons/Gun_shoots.gifhttp://www.gifs.net/Animation11/Everything_Else/Guns_and_Cannons/Gun_shoots.gif

Ada apa dan membawa "PERINTAH" pihak mana sebenarnya , sehingga diterjunkan Densus 88 Anti Teror Polri ke wilayah bagian paling Timur Indonesia itu ?

Ingat, PAPUA bukan basis TERORISME. Kelompok Al Qaeda atau Al Jamaah Al Islamiyah bukan bercokol di PAPUA !

Bahwa misalnya, sampai saat ini ada gerakan separatisme di Papua, ya oke untuk ditangani oleh aparat keamanan.

Polda Papua bisa berkoordinasi dengan TNI.

Penanganan separatisme OPM ini, bukan baru sekarang saja dilakukan tapi sudah sejak zaman BAHEULA kalau kata orang Sunda. Dari zaman dulu, zaman Orde Baru.

Patut dapat diduga, MABES POLRI seakan pura-pura tidak tahu atau memang tidak mau tahu, bahwa penjagaan terhadap PT Freeport itu sangat amat ketat dan berlapis-lapis dalam kerangka pengamanan objek vital.

Sedikit saja, ada "gangguan keamanan" maka dampaknya akan sangat besar untuk INDONESIA.

Lah, kok sekarang malah HEBAT BETUL bisa terjadi rentetan penembakan brutal di areal PT Freeport Indonesia.

Memang, tidak ada korban jiwa ataupun terluka dari pihak AMERIKA SERIKAT.

Tetapi, ketika target sasaran itu ditujukan kepada individu-individu yang melekat erat pada areal bisnis PT Freeport Indonesia, wajar jika ada yang mencurigai apakah rentetan penembakan ini memang patut dapat diduga sengaja di DESAIN untuk menekan dan menakut-nakuti AMERIKA SERIKAT ?

Kalau misalnya muncul pertanyaan, mengapa bisa menuding sefrontal ini ?

Patut dapat diduga, "pesan utama" dibalik rentetan penembakan yang brutal ini sebenarnya untuk AMERIKA SERIKAT. Khususnya, untuk Presiden Barack Hussein Obama.

Pemimpin muda yang bulan Agustus mendatang akan merayakan ulang tahunnya yang ke-48 ini, tak kunjung memberikan respon yang sangat keras, tegas dan lugas mengenai hasil PILPRES 2009 di Indonesia.

Apa urusan atau kaitannya antara Presiden Barack Obama dengan rentetan penembakan di areal PT Freeport Indonesia ?

U.S. President Barack Obama delivers a speech during a graduation ...

Ya sudah barang tentu ada kaitannya karena "SUARA AMERIKA" -- apalagi suara Barack Hussein Obama yang saat ini menjadi ikon AS -- dipandang perlu untuk segera bergema dan kuat gaungnya guna membangun fondasi pada legitimasi politik di era kekinian Indonesia.

Patut dapat diduga, brutalisme ini memang sengaja untuk tidak mengorbankan warga AS menjadi korban yang TEWAS.

Tetapi sekali lagi, munculnya tragedi demi tragedi penembakan yang brutal di areal bisnis milik AMERIKA SERIKAT ini, sangat wajar jika memancing kecurigaan bahwa patut dapat diduga ada DESAIN yang muatannya sangat tidak rasional dan tidak bermartabat.

Mana ada yang percaya dan bisa terperangkap dalam sebuah jebakan yang sarat muatan politis ?

Sebegitu ketatnya pengamanan terhadap personil dan objek vital itu, kok bisa berturut-turut terjadi tragedi penembakan. Waduh, canggih betul yang dijuluki "KELOMPOK BERSENJATA" jika bisa dengan jitu membidik warga asing yang bekerja di FREEPORT saat mengendarai mobilnya.

Rada-rada mirip gitu lho, dengan PENEMBAKAN BRUTAL yang menimpa Almarhum Nasrudin Zulkarnain -- seorang direktur muda yang MATI DIBUNUH saat mengendarai mobilnya sepulang bermain golf pertengahan Maret 2009 lalu dan kasus pembunuhan ini menyeret Ketua KPK non aktif Antasari Azhar).

Sehingga, patut dapat diduga memang ada OKNUM POLRI terlibat dalam tragedi penembakan di areal PT Freeport Indonesia.

Mengacu dari kehebatan dan licinnya oknum POLRI yang patut dapat diduga terlibat dalam kasus pembunuhan NZ, ingatlah kembali bagaimana canggihnya menyusun modus pembunuhan yang sangat terencana dan sistematis. Termasuk membeli senjata api dari prajurit TNI AL yang sudah desersi -- dimana dengan senjata api itulah Nasrudin Zulkarnaen dihabisi saat berada dalam perjalanan sepulang bermain golf --.

http://www.animationplayhouse.com/golfer.gifhttp://www.gifs.net/Animation11/Everything_Else/Guns_and_Cannons/Gun_shoots_2.gif

Eh, sama juga, warga negara Australia yang menjadi pegawai PT FREEPORT INDONESIA itu, ditembak mati saat hendak melakukan aktivitas olahraga GOLF.

Tampaknya, memang dipelajari semua sisi-sisi kehidupan dari target sasaran yang memungkinkan dilakukannya pembunuhan yang sistematis dan terencana, tetapi AMAN buat aktor intelektualnya.

Busyet deh !

Gampang amat ya, menghabisi nyawa orang lain. Keterlaluan.

Dan sekarang dalam insiden tragedi penembakan di FREEPORT, walaupun mendadak sontak ada berita SUSULAN yang menyebutkan ada 2 orang anggota DENSUS 88 POLRI yang "KATANYA" ikut tertembak juga pada tahapan selanjutnya saat tim dari Mabes POLRI dan Polda Papua hendak mengamankan lokasi penembakan yang sudah lebih dulu terjadi pada Minggu (12/7/2009) pagi, patut dapat diduga memang ada kesengajaan dan keterlibatan oknum-oknum POLRI dalam tragedi penembakan ini.

Artinya, patut dapat diduga tetap kuat indikasi bahwa ada oknum berkemampuan tinggi dari instansi POLRI yang terlibat secara langsung dan tidak langsung.

Yang jadi pertanyaan, siapa yang patut dapat diduga memerintahkan oknum POLRI untuk "mengobrak-abrik" sektor keamanan di wilayah bisnis Amerika Serikat ?

Canggih betul merancang provokasi, tekanan, intimidasi dan bentuk-bentuk pemaksaan kehendak yang patut dapat diduga sarat dengan muatan politis ini.

Janganlah ada rekayasa-rekayasa yang beranak cucu untuk menutupi semua aib dan pelanggaran.

Betapa malunya kita sebagai sebuah bangsa jika patut dapat diduga ada politik tingkat tinggi yang bermain untuk menciptakan sebuah alat penekan kepada "sahabat" yang sesungguhnya masih tetap mengamati perkembangan dan hasil final dari proses demokratisasi di Indonesia.

Densus 88 Anti Teror POLRI sudah sepantasnya untuk DIKELUARKAN dari wilayah PAPUA. Sekali lagi, PAPUA, bukan basis terorisme !

POLRI jangan mengada-ada.

Densus 88 Anti Teror POLRI baru dibentuk tahun 2003. Umurnya saja baru 6 tahun.

Sementara, gerakan separatisme di PAPUA sudah ada disana sejak puluhan tahun lalu. Tahun demi tahun, penanganan terhadap gerakan separatisme itu semakin menunjukkan hasil yang signifikan.

Bahkan, akibat kerasnya ketegasan PEMERINTAH INDONESIA menangani unsur separatisme di PAPUA, TNI yang menjadi korban dari semua kebijakan negara atau STATE POLICY.

TNI yang bolak balik harus babak belur dituding melakukan pelanggaran HAM.

Apa-apaan semua tragedi penembakan di areal PT Freeport Indonesia ini ?

DPR, Komnas HAM dan semua aktivis kemanusiaan yang selama ini CONCERN terhadap masalah PAPUA, harus mencermati mundur dan jungkir baliknya sisi keamanan di PAPUA.

Tidak ada ampun bagi pihak manapun yang lancang mengobrak-abrik sisi keamanan di PAPUA.

Rasa nasionalisme di dada setiap anak bangsa Indonesia, akan mudah terbangkitkan jika patut dapat diduga ada unsur kesengajaan mengorbankan kepentingan nasional dan sengaja menyakiti rakyat PAPUA kembali.

Jangankan untuk level KAPOLDA, jika memang patut dapat diduga MABES POLRI terlibat dalam kecurigaan tentang adanya DESAIN POLITIS di balik tragedi penembakan beruntun ini maka KAPOLRI Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan semua pejabat yang terkait harus dicopot. Entah itu level Kabareskrim yang dijabat Komjen Susno Duadji, sampai ke level Kepala Densus 88 Anti Teror Polri.

Alangkah beraninya jika untuk sekedar memancing reaksi negara sahabat maka patut dapat diduga ladang investasi yang sangat potensial semacam PT Freeport Indonesia ini diberi "benturan-benturan" sisi keamanan agar negara yang dituju yaitu AMERIKA SERIKAT menjadi "berpikir dua kali" kalau masih tetap duduk manis mengamati dengan seksama proses akhir dan hasil final dari pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia.

Kita seakan menjadi bangsa pemberang yang tidak sabaran dan suka memaksakan kehendak. Bukan berarti karena korban tewas dalam tragedi penembakan ini warga negara asing lainnya (plus warga lokal Papua), maka Pemerintah AS tidak berhak mengirimkan tim investigasi khusus untuk mengusut.

http://www.webweaver.nu/clipart/img/misc/usa/sparkling-usa-flag.gif

AS berhak menerjunkan tim investigasi khusus mereka ke Mimika Papua.

Yang diabaikan disini adalah kurang jelinya aktor intelektual dibalik tragedi penembakan beruntun ini.

Tragedi kotor tersebut dilakukan di areal bisnis milik perusahaan AMERIKA SERIKAT. Atau dalam kalimat yang lebih sederhana, penembakan itu terjadi di dalam "pekarangan rumah" dari perusahaan AS.

Ini jelas ancaman untuk mereka. Ini juga menyangkut martabat mereka sebagai sebuah bangsa. Jaminan keamanan bagi para investor asing seakan jadi pepesan kosong.

Pikir dong kalau mau membuat atraksi yang brutal seperti ini. Indonesia malu kalau dicap sebagai bangsa yang BESAR MULUT dan LIDAHNYA TAK BERTULANG.

Janji tinggal janji. Tapi ternyata cuma omong kosong.

Mana jaminan keamanan itu ?

Siapa yang bilang bahwa PEMILU PILPRES 2009 ini aman ?

Ingat, proses PILPRES 2009 belum berakhir samasekali. Hari inipun (Minggu, 12/7/2009) masih tetap menjadi rangkaian proses PILPRES 2009.

Mengapa ?

Ya, karena penghitungan suara belum mencapai titik final. POLRI lupa bahwa PILPRES 2009 belum berakhir. Ingat, terlalu gegabah kalau Kapolri Jenderal BHD sudah buru-buru mengumbar omongan bahwa PILPRES 2009 ini berjalan dengan AMAN -- seaman-amannya --.

Apanya yang aman ? Jangan sesumbar soal KEAMANAN !

http://www.detik.com/images/content/2009/06/23/10/polriluar.jpg

Buka mata dan telinga, dan arahkan semua pandangan serta perhatian ke wilayah PAPUA. Betapa memalukannya kinerja POLRI. Pakai acara mengirimkan Densus 88 Anti Teror pula. Keberadaan Densus 88 Anti Teror POLRI di Papua, patut dapat diduga sudah berbulan-bulan di Papua.

Kalau dalam bahasa anak gaul, "NGAPAIN AJA LU DISANA ?". Bikin malu Indonesia saja, sebuah DETASEMEN KHUSUS yang memiliki tingkat kemampuan diatas rata-rata, gagal total menangani ancaman keamanan di PAPUA.

Densus 88 Anti Teror Polri seakan kurang lahan dan kurang kerjaan berada di PAPUA.

Tinggalkan PAPUA sebab kerumunan aparat dengan performa khusus seperti Densus 88 Anti Teror hanya akan membuat rakyat PAPUA menjadi ketakutan dan trauma.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/12/sm1noordin12.jpg

Cari Noordin M. Top, gembong teroris yang sampai detik ini TAK PERNAH BISA ditangkap oleh Polri. Ini bukannya mengejar teroris tapi malah NYANGSANG ke PAPUA.

Semoga saja, Presiden Barack Hussein Obama yang selama sepekan terakhir baru menyelesaikan lawatan keluar negeri yaitu melakukan kunjungan kenegaraan ke RUSIA, ITALIA & GHANA, masih punya rasa pengertian dan permakluman bahwa ... dirinya memang sangat amat berharga bagi negara manapun, termasuk bagi Indonesia.

Sehingga bisa timbul seribu satu macam "keajaiban" yang mengguncang sisi keamanan, hanya sekedar untuk mencuri perhatian dan memaksakan kehendak yang dangkal dari pihak tertentu agar Barack Hussein Obama mau tergopoh-gopoh untuk menggunting dalam lipatan terhadap jejak langkah proses demokratisasi di sebuah negara yang puluhan tahun lalu pernah menjadi tempat domisili "Obama Junior".

Betapa mahal harga yang harus dibayar dari semua obsesi pihak tertentu yang sangat terdesak untuk mencuri perhatian dan dukungan dari Obama. Harga yang harus dibayar itu adalah tersakitinya kembali rakyat Papua yang sudah sejak lama tertimbun oleh bongkahan-bongkahan batu keserakahan yang penuh penderitaan dan kepahitan hidup bagi mereka, putera dan puteri daerah di Papua.

U.S. President Barack Obama (L) speaks with Australias ...
Presiden Barack Obama & PM Australia KEVIN RUUD dalam acara KTT G8 di Italia

Sampaikan permohonan MAAF kepada Pihak AMERIKA SERIKAT dan AUSTRALIA, karena janji tentang adanya JAMINAN KEAMANAN pada sektor bisnis & investasi yang diberikan Pemerintah Indonesia, ternyata tercederai dengan sangat fatal dan mengerikan.

Janganlah lagi ada yang sengaja memancing di air keruh untuk kepentingan sesaat dengan mengorbankan kepentingan bangsa Indonesia.

Perbaikan dan pemulihan di sektor ekonomi nasional Indonesia, hanya akan jadi teori-teori semata jika pada implementasinya di lapangan tidak diwujudkan secara nyata. Jaminan keamanan itu jangan cuma jadi jargon-jargon saja. Berikan jaminan keamanan itu. Dan jangan dibuat menjadi rancu antara sisi politik, keamanan dan ekonomi bisnis.

http://www.indonesia-1.com/gambar/news/PAPUA.jpghttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/6/62/Lokasi-freeport.jpg/200px-Lokasi-freeport.jpg

Jangan sakiti lagi RAKYAT PAPUA, untuk kepentingan apapun juga ! Hargai mereka. Sayangi mereka. Lindungi mereka. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari NKRI (NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA).

NKRI memang harga mati tapi jangan justru ada lagi rakyat PAPUA yang sengaja dibuat MATI SIA-SIA.

Hentikan kekerasan sebab kekerasan itu membunuh nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kemanusiaan.

Sekali lagi, TOLONG hargai, sayangi & lindungi RAKYAT PAPUA.

(MS)